STRATEGI
INVESTASI OBLIGASI
Harga
obligasi sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga pasar yang berlaku, jika mengalami penurunan maka harga obligasi akan meningkat.
Investor akan memperoleh capital gain dari
selisih kenaikan. Selain itu,
juga memberikan pendapatan yang tetap berupa pendapatan bunga dan pelunasan obligasi
pada saat jatuh tempo.
Investor
konservatif yang lebih menyukai pendapatan tetap, perlu mempertimbangkan risiko
yang berkaitan dengan tingkat inflasi, yang menyebabkan penurunan nilai riil uang
atau pendapatan. Tingkat inflasi juga terkait dengan tingkat bunga. Tingkat
bunga dan estimasi perubahan tingkat bunga tersebut menjadi faktor penting yang
perlu diperhatikan dalam strategi portofolio obligasi.
Pengelolaan Portofolio Obligasi
Dalam
pengelolaan portofolio obligasi, karakteristik pasar obligasi, struktur bunga dan
struktur risiko tingkat bunga, harus dipahami terlebih dahulu oleh investor.
Pemahaman Mengenai Pasar Obligasi
Pasar
obligasi menarik bila kondisi ekonomi cenderung menurun atau pertumbuhan lambat,
sehingga tingkat bunga turun dan menyebabkan berkurangnya kesempatan investasi,
ini akan meningkatkan permintaan obligasi membuat harga obligasi naik dan yield obligasi turun. Pada kondisi dimana inflasi diestimasikan naik, suku bunga akan cenderung mengalami peningkatan,
harga obligasi akan turun, tetapi yieldnya akan meningkat. Pasar obligasi tidak menyukai adanya peningkatan inflasi yang dapat memberikan dampak negative terhadap nilai riil dari pendapatan tetap
yang diperoleh dari obligasi.
STRUKTUR
TINGKAT BUNGA
Struktur
tingkat bunga adalah hubungan antara waktu jatuh tempo dengan yield untuk suatu
kategori obligasi pada waktu tertentu pada waktu tertentu. semakin lama jangka
waktu obligasi, semakin besar pula risiko ketidak pastiannya. Hal ini
mengakibatkan tingkat bunga yang diharapkan juga semakin tinggi.
Untuk
menjelaskan slope dan perubahan yang terjadi pada kurva yield pada berbagai
waktu, dapat digunakan 3 teori struktur tingkat bunga, yaitu :
1.
Teori
Harapan
Teori ini menyatakan bahwa tingkat
bunga obligasi jangka panjang selama n-periode, akan sama dengan nilai rata -
rata bunga jangka pendek dari obligasi tersebut selama n-periode yang sama. Struktur tingkat bunga akan melibatkan penentuan
tingkat bunga yang akan diterima kemudian ( forward rate ) dan tingkat bunga
sekarang. Dengan demikian investor dapat mengkombinasikan sekuritas jangka
pendek tertentu untuk memperoleh return yang sama besar dengan return jangka
panjang sekuritas tersebut. Teori ini memiliki asumsi bahwa tingkat bunga di
masa yang akan datang adalah sama dengan forward rate.
Contoh :
Obligasi jatuh tempo 3 tahun
akan memberikan tingkat bunga yang besarnya sama dengan rata – rata tingkat
bunga untuk obligasi satu tahun yang berlaku sekarang dan forward rate yang
diharapkan untuk dua tahun kemudian. Untuk menghitung forward rate tersebut
dapat digunakan rumus berikut ini :
(1+tSn) = [(1+tS1)(1+t+1F1)….(1+t+9n-1F1)]1/n-1
Keterangan :
tSn
= tingkat suku bunga
sekarang ( spot rate pada waktu t ) untuk sekuritas dengan jatuh tempo n
periode.
t+1F1
= forward rate untuk satu tahun kemudian ( t+1 ) untuk n periode.
2.
Teori
Preferensi Likuiditas ( Liquidity preference theory )
Teori ini menyatakan bahwa
tingkat bunga akan mencerminkan jumlah tingkat bunga sekarang dan tingkat bunga
jangka pendek yang diharapkan ditambah dengan premi likuiditas ( risiko ).
Investor akan lebih menyukai investasi jangka pendek yang risikonya lebih
pasti. Sementara perusahaan akan lebih menyukai investasi jangka panjang.
Dengan demikian perusahaan memberikan premi likuiditas kepada investor yang
memberikan pinjaman jangka panjang. Hal ini bertujuan untuk mendorong investor
menginvestasikan uangnya dalam jangka panjang.
Perbedaan teori harapan dengan teori preferensi likuiditas adalah
: Ketidakpastian
tingkat bunga yang diharapkan dimasa yang datang. Forward rate dan estimasi
tingkat bunga adalah dua hal yang berbeda karena adanya perbedaan jumlah premi
likuiditas yang diberikan.
3.
Teori
Preferensi Habitat ( Preferred
habitat theory )
Teori ini menyatakan bahwa
investor mempunyai preferensi terhadap sektor maturitas ( habitat )tertentu dan
mereka akan beralih ke maturitas lain jika terdapat imbalan yang memadai. Pada
teori preferensi habitat, bentuk kurva yield akan ditentukan oleh tingkat bunga
di masa yang datang dan premi risiko, karena asumsinya investor akan berpindah
ke maturitas lain jika ada imbalan yang lebih memadai.
Pada prakteknya tidak dapat
dibuktikan mana dari ketiga teori tersebut yang paling benar. Hal ini
dikarenakan pelaku pasar umumnya mengkombinasikan beberapa dari ketiga teori
tersebut.
STRUKTUR
RISIKO TINGKAT BUNGA
Struktur risiko tingkat bunga
biasanya disebut dengan yield spread, yang
diartikan sebagai hubungan antara
yield obligasi dengan karakteristik tertentu yang dimiliki obligasi seperti
kualitas, callability, kupon dan mudah tidaknya obligasi diperjualbelikan
(marketability). Dengan demikian,
adanya struktur risiko tingkat bunga akan menjelaskan mengapa ada perbedaaan
tingkat yield obligasi dari emiten yang berbeda-beda. Besarnya yield spread dipengaruhi oleh faktor-faktor
berikut :
1. Perbedaan
kualitas
Untuk mengetahui kualitas obligasi, kita
bisa melihat rating kualitas obligasi yang disusun berdasarkan besarnya risiko
kegagalan pembayaran (risk of default). Besarnya risiko kegagalan embayaran
sangat tergantung pada kinerja emiten yang menerbitkan obligasi dalam
pembayaran bunga dan pelunasan pinjaman pokok.
2. Perbedaan
dalam bentuk call provision
Obligasi yang callable akan memberikan YTM
yang lebih tinggi dari pada obligasi yang incallable. Pada obligasi yang
callable emiten dapat melunasi obligasi tersebut sebelum jatuh tempo, dan ini
biasanya dilakukan saat tingkat bunga turun.
3. Perbedaan
tingkat kupon yang diberikan
Obligasi yang memberikan kupon yang relatif
kecil akan cenderung memberikan return berbentuk capital gain yang lebih besar.
4. Perbedaan
kemudahan diperdagangkan
Terdapat beberapa obligasi yang mudah
diperdagangkan dibanding dengan obligasi lainnya, sehingga obligasi tersebut
mempunyai likuiditas yang relatif lebih baik. Obligasi yang likuiditasnya lebih
baik, akan menawarkan YTM yang lebih tinggi.
Yield spread dapat dilihat dari grafik berikut :
Yield
to maturity BBB
AA
AAA
US treasury
Years
until bond maturities
Dari grafik, dapat terlihat bahwa yield maturity untuk
masing-masing jenis obligasi berbeda tergantung dari kualitas dan risiko
kegagalan dari obligasi tersebut. Semakin rendah kualitas obligasi, maka
semakin tinggi yield yang dihapapkan investor.
STRATEGI PENGELOLAAN OBLIGASI
Dalam pengelolaan portofolio
obligasi ada tiga pendekatan yaitu pasif,aktif dan kombinasi dari kedua
pendekatan tersebut atau strategi imunisasi.Pemilihan strategi yang akan
digunakan sangat tergantung kepada prefensi resiko,pengetahuan tentang pasar
obligasi dan tujuan dari investasi yang ingin di capai oleh investor.
Strategi
Pengelolaan Pasif
Strategi pasif didasari
pemikiran bahwa pasar dalam kondisi yang efesien sehinggga harga-harga
sekuritas di pasar sudah di tentukan secara tepat sesuai dengan nilai
intrinsiknya.Strategi pasif didasari oleh asumsi bahwa harga obligasi sudah
ditentukan secara fair maka strategi pasif menggunakan informasi-informasi yang
ada sekarang bukan informasi-informasi bersifat estimasi.
Return dan resiko yang
dihasilkan oleh strategi pasif relatif lebih kecil dibandingkan dengan strategi
aktif.Penerapan strategi pasif bukan berarti investor tidak melakukan tindakan
apa-apa.investor harus terus memonitor kinerja portofolio yang di bentuk agar tetap
sesuai dengan preferensi investor terhadap risiko dantujuan investasi.Jika ada
perubahan pada kondisi pasar keuangan yang dapat mempengaruhi kinerja
portofolio maka investor harus segera megambil tindakan yang tepat agar tetap
sesuai dengan preferensi investor terhadap risiko dan tujuan investasi .
Strategi yang termasuk dalm pendekatan pasif dalam
pengelolaan portofolio adalah:
Ø
Strategi
beli dan simpan.
Investor berniat untuk tidak
aktif melakukan perdagangan.Investor secara hati-hati memilih obligasi yang
akan dibentuk dalm portofolionya dan investor tidak berusaha memperdagangkan
obligasinya tersebut untuk mendapatkan return yang lebih tinggi,sehingga faktor
penting dalam strategi beli dan simpan adalah pemilihan obligasi yang sesuai
dengan kebutuhan investor.
Ø
Mengikuti
Indeks Pasar
Salah satu alternatif strategi
pasif ,selain strategi beli dan simpan adalah strategi mereplikasi kinerja
pasar.Kinerja pasar biasanya ditunjukkan dengan sebuah indeks pasar.Untuk
membentuk portofolio yang sesuai dengan kinerja pasar,tentu saja
memerlukan dana,keahlian dan
akases informasi yang lebih banyak karena portofolio tersebut terdiri dari
obligasi-obligasi pilihan yang
jumlahnya relatif besar.Tetapi investor individual dengan keterbatasan yang
dimikinya dapat juga melakukan strategi dengan cara membeli sekuritas reksadana.
Strategi Imunisasi
Strategi imunisasi adalah
strategi yang berusaha untuk melindungi portofolio terhadap resiko tingkat
bunga dengan cara saling meniadakan pengaruh dua komponen risiko tingkat bunga,
yaitu risiko harga dan risiko reinvestasi. Risiko harga merupakan risiko yang
berasal dari hubungan yang terbalik antara harga obligasi dengan tingkat bunga.
Artinya semakin rendah tingkat bunga maka harga obligasi akan semakin tinggi.
Sedangkan risiko reinvestasi merupakan risiko yang berasal dari ketidak pastian
mengenai tingkat investasi terhadap pendapatan kupon yang akan diterima di masa
yang akan datang. Jika tingkat bunga mengalami penurunan maka tingkat
reinvestasi akan turun dan harga obligasi akan naik, sehingga kedua komponen
risiko tingkat bunga tersebut
mempunyai dampak yang berbeda terhadap obligasi. Oleh karena itu,
investor dapat menggunakan kedua komponen risiko tingkat bunga untuk menghilangkan
risiko tingkat bunga.
Investasi obligasi dapat
diimunisasi dengan cara menyamakan durasi obligasi dengan horizon investasi.
Horizon investasi adalah lamanya waktu yang diinginkan investor untuk tetap
mempertahankan investasi obligasinya. Dengan demikian, investor yang membeli
obligasi harus melakukan investasi kembali pendapatan bunganya pada tingkat
bunga pasar dan kemudian menjual obligasi tersebut pada akhir horizon investasi
yang diinginkan. Ada beberapa variasi strategi imunisasi, antara lain strategi durasi dan strategi
maturitas. Perbedaan kedua strategi tersebut terletak pada waktu maturitasnya.
Strategi maturitas akan berusaha menyamakan waktu maturitas dengan horizon
investasi. Sedangkan strategi durasi tidak memperhatikan waktu maturitas tetapi
hanya akan berusaha menyamakan durasi horizon investasi. Kedua strategi
tersebut sering disebut dengan strategi penyesuaian horizon. Di samping
strategi penyesuaian horizon, ada juga variasi strategi imunisasi kontigensi.
Strategi imunisasi kontigensi melibatkan pendekatan pengelolaan obligasi aktif,
karena strategi tersebut menetapkan batas terendah return yang harus diperoleh
untuk memastikan periode horizon investasi.
Strategi imunisasi merupakan
strategi kombinasi antara strategi pasif dan aktif karena mencapai tujuan dari
strategi imunisasi investor harus selalu melakukan penyesuaian agar durasi
obligasi selalu sama dengan horizon investasi.
Strategi Aktif
Tidak semua investor puas
dengan hanya memperoleh pendapatan tetap. Ada beberapa investor masih
berkeinginan untuk mendapatkan kesempatan return yang lebih besar dengan
pengelolaan aktif obligasi, baik itu dengan cara mengestimasi perubahan tingkat
bunga maupun dengan mengidentifikasi berbagai obligasi yang harganya tidak
sesuai dengan nilai intrinsiknya. Oleh karena itu perbedaan antara strategi
pasif dan aktif dapat dilihat dari
data yang diperlukan. Jika pada strategi pasif, data yang diperlukan sudah
diketahui pada saat melakukan analisis (tingkat bunga, maturitas, kualitas dan
YTM) tetapi pada strategi aktif, data yang diperlukan belum diketahui dengan
pasti karena sifatnya masih estimasi.
Mengestimasi perubahan tingkat
bunga. Perubahan tingkat bunga akan mempengaruhi harga obligasi dengan arah
yang terbalik, artinya jika tingkat bunga mengalami kenaikan maka harga
obligasi akan mengalami penurunan. Begitu juga sebaliknya. Seperti telah
dijelaskan sebelumnya, sensitivitas
perubahan harga obligasi terhadap tingkat bunga akan dipengaruhi oleh
tingkat kupon dan maturitas obligasi tersebut. Dengan demikian, strategi yang
bisa diterapkan investor yang sudah mengetahui estimasi tingkat bunga adalah
melakukan penyesuaian terhadap kupon dan maturitas obligasi tersebut. Untuk
mengestimasi tingkat suku bunga di masa mendatang memang tidak mudah. Tetapi investor dapat memperkirakan
besarnya tingkat bunga yang akan berlaku dengan cara melihat kemungkinan
perkembangan kondisi ekonomi dan tingkat inflasi di masa mendatang.
Mengidentifikasi adanya
kesalahan harga pada suatu obligasi. Manajer portofolio obligasi berusaha
menyesuaikan perubahan lingkungan yang terjadi dengan melaksanakan apa yang
disebut dengan bonds swap, yaitu suatu strategi pengelolaan aktif yang berusaha
untuk meningkatkan tingkat return portofolio obligasi dengan cara
mengidentifikasi adanya kesalahan penerapan harga pada suatu obligasi di pasar. Oleh
karena perkembangan pasar modal yang sedemikian pesat maka banyak teknik pengelolaan portofolio obligasi
aktif baru juga bermunculan
seperti misalnya interest rate swaps, yaitu sebuah kontrak antara dua
pihak untuk saling menukarkan aliran kas berdasarkan sekuritas yang berbeda.
Kontrak tersebut secara aktual tidak melibatkan pertukaran sekuritas secara
langsung, tetapi hanya berupa aliran dana saja.